Get paid to share your links!
Dakwahku

Monday, 25 April 2016

Keutamaan Bulan Rajab

NABI ISA, GUNUNG DAN SANG KAKEK


Dalam sebuah riwayat di kisahkan ketika Baginda Rasulillah dan Shahabat bertemu seseorang yang berasal dari umat Nabi Isa alaihis-salam yang telah berusia 600 tahun, dan orang tersebut mengkisahkan tentang sebuah Gunung yang berdialog kepada Nabi Isa 'Alaihis salam dan menjelaskan bahwa didalam Gunung ada seorang manusia yang hidup yang berasal dari umat Nabi Musa alaihis-salam, dan sang Gunung berkata kepada Nabi Isa Alaihis salam:

"Keluarkan ini orang dari perutku", kata Gunung.

Gunung-pun membelah, lalu keluarlah seorang kakek tua, mukanya bagus sekali, orangnya tinggi.

Berkata Nabi Isa Alaihis-salam: "Dari umat Nabi mana engkau, apa yang menyampaikan engkau sampai kepada umur ini ??"

Sang Kakek menjawab: "Saya orang dari umatnya Nabi Musa, tapi setiap kali ada disebut nama Nabi Muhammad, ada disebut umat Nabi Muhammad saya tidak ayal, saya segera berdoa kepada Allah agar Allah memberikan kesempatan aku bisa berjumpa dengan Nabi Muhammad (Shallallahu alaihi wa sallam)".

"Pada suatu waktu sebelumnya aku masuk kedalam Gunung ini aku berkata kepada Tuhanku, Ya Tuhan jika masih jauh jarak aku dengan jarak Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam masukkan aku dulu ke Gunung ini supaya aku bisa jumpa dengan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam", kata sang kakek.

Nabi Isa Alaihis-salam berkata : "Sejak berapa lama engkau menyembah Tuhan di dalam Gunung ini ?"

"Sudah 600 tahun", kata kakek tua tersebut.

Berkata Nabi Isa Alaihis-salam: "Ya Tuhan gak ada di permukaan Bumi ini seorang hamba yang lebih mulia di sisi-Mu lebih dari pada ini orang".

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya: "Wahai Isa siapa saja dari umat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang mempuasakan Rajab satu hari saja dia akan lebih mulia dari seorang yang umurnya 600 tahun tadi yang mengisi umurnya dengan ibadah".

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan taufik kepada kita dengan mengisi Rajab ini walaupun semampu kita.

Sayyidil-Walid Al-Habib Ali bin Abdurrahman As-Segaf

Monday, 11 April 2016

Jadwal haul para habib

1.      Habib Balawi, Al-Syathiri, Al-Qudsi 10 Sya’ban Kp.Bandan Jakarta Utara
2. Habib Ahmad Bin Tholib Al-Atthas 14 Sya’ban Pekalongan
3. Habib Muhammad Bin Thohir Al-Haddad 15 Sya’ban Tegal
4. Habib Muhammad Bin Abdulrahman Assegaf 16 Pagi Sya’ban Indramayu Jawa Barat
5. Habib Ali Bin Abdulrahman Al-Habsyi (Ziarah dimakam Habib Ali, Besoknya Haul) Sya’ban Sabtu Ketiga Kwitang Jakarta Pusat
6. Habib Salim Bin Thoha Al-Haddad Sya’ban Jum’at Terakhir Damai Kalibata
7. Habib Ahmad Bin Alwi Al-Haddad Sya’ban Minggu terakhir Rawajati Kalibata
8. Habib Syech Bin Ahmad Bafaqih Syawal Kamis Kedua Boto Putih Surabaya
9. Habib Umar Bin Ja’far Assegaf 5 Syawal Cibeduk Tapos Jawa Barat
10. Habib Sholeh Bin Muchin Al-Hamid Syawal Minggu Kedua Tanggul Jember
11. Habib Ahmad Bin Ali Bafaqih Syawal Sabtu Terakhir Ds. Tempel Yogyakarta
12. Habib Husein Bib Abubakar Al-Aydrus Syawal Minggu Terakhir Luarbatang Jakarta Utara
13. Majlis Burdah Habib Muhammad Al-Aydrus Syawal Kamis Kedua Ketapang Kecil Surabaya
14. Habib Alwi Bin Muhammad Assegaf 10 Dzulhijah Gresik Kota Surabaya
15. Habib Abubakar Bin Muhammad Assegaf 17 Dzulhijah Masjid Jami’ Gresik
16. Habib Harun Bin Abdullah Baharun 17 Dzulhijah Sumur Songo Gresik

Thursday, 7 April 2016

Amalan di bulan Rajab

Istighfar Bulan Rajab
Membaca istighfar bulan Rajab dan faedahnya :

Rasulullah SAW, pernah bersabda kepada sahabat Ali ibnu Abu Thalib ra, “Hai Ali, bacalah istighfar ini”. Barangsiapa yang membaca istighfar ini atau meletakkan tulisannya di dalam rumahnya atau pada hartanya, atau mengandalkan segala sesuatu kepadanya maka Allah SWT akan memberikan kepadanya pahala yang sama dengan pahala delapan puluh ribu nabi, para shiddiiqiin, para malaikat dan para syuhada, juga pahala haji dan umroh serta pahala membangun delapan puluh ribu buah masjid.

Dan barangsiapa yang membaca istighfar ini selama hidupnya sebanyak empat kali, tiga kali atau dua kali, maka diampunilah segala dosanya, sekalipun pada awalnya dia harus masuk neraka.

Seyogyanya istighfar ini dibaca setiap malam atau siang hari, agar dapat meraih pahala yang besar tersebut.

Do’a Istighfarnya sebagai berikut :

1.  Doa dibaca pagi dan sore bulan Rajab (70x) :
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ
Allohummaghfirlii warhamnii watub ‘alayya


2.  Doa dibaca antara Dhuhur dan Ashar bulan Rajab  (70x) :

اَسْـتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِي لآ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ، تَوْبَةَ عَبْدٍ ظَالِمٍ لاَ يَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًّا وَلاَ نَفْعًا وَلاَ مَوْتًا وَلاَ حَيَاةً وَلاَ نُشُوْرًا

Astaghfirulloohal ‘adhiim alladzi laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuumu wa atuubu ilaih. Taubata ‘abdin dhoolimin laa yamliku linafsihi dhorron walaa naf’an walaa mautan walaa hayaatan walaa nusyuu

3.  - Dibaca 10 hari yang pertama bulan Rajab  (100x) :
سُـبْحَانَ الْحَيِّ الْقَيُّوْمِ
Subhaanal hayyil qoyyuum

     - Dibaca 10 hari yang kedua bulan Rajab  (100x) :
سُـبْحَانَ اللهِ اْلأَحَدِ الصَّمَدِ
Subhaanalloohil ahadish shomad

     - Dibaca 10 hari yang ketiga bulan Rajab  (100x) :
سُـبْحَانَ الرَّؤُوْفِ
Subhaanar ro-uuf

4.  Membaca “Sayyidul Istighfar” yang datang dari Nabi Muhammad SAW  (3x pagi dan sore) :

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لآ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَااسْـتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّه لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
Alloohumma anta robbii laa ilaaha illaa anta kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wawa’dika mastatho’tu a’uudzubika min syarri maa shona’tu abuu-u laka bini’matika ‘alayya wa abuu-u bidzambii faghfir lii fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta

5.  Doa ketika masuk bulan Rajab :
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَـعْبَانَ وَبَلِّـغْنَا رَمَضَانَ
Alloohumma baarik lanaa fii rojaba wa sya’baana waballignaa romadhoona










Saturday, 2 April 2016

Cerita pendek tentang kasih sayang

Subhanallah . . . .

Suatu hari Nabi Musa As berkeliling utk melihat keadaan ummatnya. Beliau melihat ada seseorang yg sedang beribadah. Umur orang itu lebih dari 500th dan Ia adalah seorg Abid (ahli ibadah).
Nabi Musa pun menyapa dan mendekatinya. Setelah berbicara sejenak, Abid itupun bertanya : "Wahai Nabi Alloh ! aku telah beribadah kepada Allah SWT selama 350th, tanpa melakukan perbuatan dosa. Di manakah Allah SWT akan menempatkanku di Sorga-Nya? Tolong sampaikan pertanyaanku ini kepada Allah".
Nabi Musa pun mengabulkan permintaan sang Abid,  Beliau As bermunajat memohon kepada Allah, agar memberitahukan kepada nya di manakah Abid ini akan ditempatkan di akhirat kelak?".
Allah SWT berfirman : "Wahai Musa ! sampaikanlah kepadanya bahwa Aku akan melemparkannya di dasar Neraka-Ku yg paling dalam".

Nabi Musa As pun kemudian mengabarkan kepada sang Abid apa yang telah difirmankan Allah SWT kepadanya.

Abid itupun sangat terkejut. Dgn perasaan sedih ia pun beranjak dari hadapan Nabi Musa.
Malam harinya sang Abid terus memikirkan keadaan dirinya, dan Ia jg mulai memikirkan bagaimana keadaan saudara2nya, temannya, dan orang lain, yang mana mereka baru beribadah selama 100/200th, dan mereka yang belum beribadah sebanyak dirinya, di mana tempat mereka kelak di akhirat?".
Keesokan harinya ia menjumpai Nabi Musa kembali. Lalu berkata : "Wahai Nabi Musa ! Tolong sampaikan kepada Alloh Swt, bahwa aku telah ridho dengan keputusan-Nya, utk memasukkan aku ke dalam Neraka, akan tetapi aku meminta satu permohonan kepada-Nya, agar setelah tubuhku ini dimasukkan ke dalam Neraka, maka jadikanlah tubuhku ini sebesar-besarnya sehingga seluruh pintu Neraka tertutup oleh tubuhku, hingga tidak akan ada lagi seorang pun yg dapat masuk ke dlm Neraka".
Nabi Musa pun menyampaikan permohonan Abid itu kepada Allah.
Maka Allah Swt berfirman : "Wahai Musa ! sampaikanlah kepada Abid itu, bahwa Aku akan menempatkannya di Surga-Ku yg paling tinggi, karena sifat kasih sayang nya kepada makhluq-Ku yg lain".

Thursday, 31 March 2016

Hukum orang yang meninggalkan sholat

ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT

Shalat adalah Ibu segala ibadah. Cara ibadah yang paling lengkap untuk hambanya, Merasakan rasa ketuhanan, dan agar hamba-hambanya dapat melahirkan sifat kehambaan, masa permbaharuan iman dan ikrar kepada Tuhan. Karena itu apabila seseorang hamba tidak mengerjakan atau meninggalkan shalat, maka mereka di anggap sebagai berikut:

1. Dia telah melakukan kesombongan yang paling besar
2. Dia seolah-olah tidak mengaku bahwa Allah SWT itu Tuhannya.
3. Orang yang meningglkan shalat, adalah orang yang telah terputus hubungannya dengan Allah SWT, yaitu telah putus asa dengan Tuhannya, dan Terputus dengan Rahmatnya.
4. Orang yang tidak bersedia ber-ikrar atau membaharui ikrar agar hidup matinya untuk Allah SWT.
5. Orang yang tidak bercita-cita beriman dan memperbaiki jiwanya.
6. Orang yang tidak berharap lagi kepada Tuhan.
7. Orang yang tidak shalat, berarti ia telah menentang perintah Tuhan. Orang yang menentang perintah Tuhan, berarti dia telah menjadi kafir.

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Sahabat Jabir R.A sebagai berikut:
INNA BAIYNARRAJULI WABAYNASY SYIRKI WAL KUFRI TARKASHSHALATI
Artinya: “Sesungguhnya pembeda antara seorang Muslim dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (H.R Muslim No. 987, Abu Daud No. 1658, An-Nasa’i No. 1/231 dan lain-lain)

Siapa yang meninggalkan shalat, maka seluruh amalannya tertolak atau tidak di terima. Sungguh rugilah orang-orang yang meninggalkan shalat. Karena shalat dalam Islam merupakan tiang agama. Ia di wajibkan melakukannya di dalam sehari semalam Lima Kali. Shalat di dalam Islam merupakan ibu dari segala ibadah. Ia juga merupakan salah satu rukun Islam yang Lima. Bahkan ia ialah sebagai tiang utamanya. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:
ASHSHALATU ‘IMADUDDIN, FA MAN AQAMAHA FAQAD AQAMADDIN, WAMAN HADA MAHA FAQAD HADA MADDIN
Artinya: Shalat itu ialah tiang agama, maka barang siapa yang mendirikannya maka sungguh ia telah menegakkan agama, dan barang siapa yang meninggalkannya sungguh mereka telah meruntuhkan agama.” (H.R Bukhari dari Umar R.A)

Allah SWT telah memperingatkan terhadap orang-orang yang meninggalkan shalat. Demikian pula Rasul SAW telah menjelaskan. Firman Allah SWT:

قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ , مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ

Artinya: "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?", Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat. (Q.S Al-Muddatstsir 74 : 42-43)

Nabi SAW bersabda:
MAN HAFAZHA ALAIHA KANAT LAHU NURAN WA BURHANA, WANAJATAN YAUMAL QIAMAT, WAMAN LAM YUHAFIZH ‘ALAIHA LAM YAKUN LAHU NURAN WALA BURHANUN WALA NAJATUN WAKANA YAUMAL QIAMATI MA’AQARUN, WAFIR’AUN, WAHAMAN WA UBAYYABNA KHALAFI
Artinya: “Barang siapa memelihara shalatnya, menjadilah shalat itu baginya cahaya keterangan, dan sebab memperoleh kelepasan di hari kiamat, barang siapa tiada memelihara shalatnya, tak ada baginya yang demikian itu, bahkan adalah ia di hari kamat beserta qarun, Fir’aun, Haman, Ubai binKhalaf.” (H.R dari Ibnu Umar R.A sanad yang baik Ath-Thabarany).

Meninggalkan shalat berarti menjatuhkan diri kedalam neraka, merusakkan hak sesame Muslim. Sesungguhnya di dalam shalat itu ada hak hamba dan hak Allah SWT, hak Rasul, dan Hak segala orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Karena itu, sangat lah besar maksiatnya, sebab meninggalkan shalat itu, mengingat di dalam shalat kita wajib membaca Tasyahhud:
ASSALAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAHI WABARAKATU, ASSALAMU ‘ALAIYNA WA ‘ALA ‘IBADILLAHISH SHALIHIN, ASY-HADUANLA ILA HA-ILLALLAH, WA ASY-HADU-ANNA MUHAMMDAN ABDUHU WARASULUHU.

meninggalkan shalat sama sekali membawa kepada tiada diterima sesuatu amalpun. Sebagai mana tiada di terima sesuatu karena ada syirik. Karena shalat itu ‘Imadul Islam, tiang tengah Islam. Sebagaimana bunyi hadits Nabi SAW:
ASSALATU  ‘IMADUDDIN FAQAD AQAMAHA FAQAD AQAMADDIN
Artinya:  “Shalat Itu tiang agama, siapa yang meningglkan shalat berarti meruntuhkan agama” (H.R Al-Baihaqi)

Ibadah-ibadah yang lain di umpamakan rangka-rang rumah untuk menguatkan bangunan tersebut, jadi jika tiang tidak ada tentulah tidak dapatmanfaat dari bangunan tersebut, karena mudah robohnya. Lantaran demikian, di teriamanya ibadah-ibadah yang lain bergantung kepada di terimanya ibadah shalat.

Hukum meninggalkan Shalat

Orang yang meninggalkan shalat, Dua Kemungkinan:
Pertama, Mungkin ia meninggalkan shalat itu karena menolak kewajibannya, atau mengingkarinya.
Kedua, Mungkin juga ia meninggalkan shalat, karena enggan dan malas mengerjakannya. Sementara ia masih mengakui kewajiban shalat itu baginya.

1.Orang yang meninggalkan shalat karena mengingkari kewajibannya.
Barang siapa yang meninggalkan shalat karena mengingkari kewajibannya, atau menolak kewajibannya, dan tidak ada alasan lain, maka ia dihukumi sebagai orang kafir. Karena telah mengingkari kewajiban yang di syariatkan Allah SWT dan Rasul-Nya.

2. Orang yang meninggalkan shalat karena malas, dan enggan. Tetapi ia tidak mengingkari kewajibannya. Tidak ada perbedaan di tengah-tengah kaum muslimin, bahwa orang yang meninggalkan shalat, wajib dengan sengaja (Tidak Karena Udzur Syar’i), merupakan dosa besar, bahkan dosa terbesar dari dosa-dosa besar.

Para ‘Ulama berbeda pendapat tentang hokum orang yang meningglkan shalat karena malas dan enggan ini di dalam Dua pendapat:
Pendapat pertama, Bahwa orang itu adalah orang Fasik, Orang yang bermaksiat dan berlaku Dosa besar tetapi tidak kafir. Ini adalah pendapat kebanyakan ‘ulama di antaranya: Madzhab Ats-Tsauri, Abu Hanifah dan Teman-temannya, Malik, Asy-Syafi;I dan Ahmad dalam Salah satu dari dua riwayat darinya.

Argumen Pendapat yang menolak mengkafirkan orang yang Meninggalkan Shalat:
Pendapat yang menolak untuk mengkafirkan orang yang meninggalkan shalat mengatakan bahwa, telah di ketahui dengan pasti bahwa orang tersebut telah beragama Islam, dengan pasti masuknya kedalam agama Islam. Dalilnya ialah: Allah SWT mengampuni seluruh dosa-dosa kecuali dosa syirik, sebagaimana Firman Allah SWT:
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (Q.S An-Nisa’ 4:48)
Mereka berkata bahwa: orang yang meninggalkan shalat termasuk dalam kehendak Allah SWT dan tidak dihukumi dengan hokum kafir.

Pendapat yang mengkafirkan orang tersebut, menjawab argumen ini, bahwa ayat ini tidak mengecualikan kufurnya orang yang meninggalkan shalat, karena Rasulullah SAW telah bersabda:
INNA BAIYNARRAJULI WABAYNASY SYIRKI WAL KUFRI TARKASHSHALATI
Artinya: “Sesungguhnya pembeda antara seorang Muslim dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (H.R Muslim No. 987, Abu Daud No. 1658, An-Nasa’i No. 1/231 dan lain-lain) Hadits shahih.
Keterangan: Maka orang yang meninggalkan shalat masuk kedalam ke umuman ayat ini atas dari segi pengambilan dalilnya, yaitu bahwa orang tersebut termasuk yang tidak di ampuni oleh Allah SWT, karena orang tersebut fasik dan ingkar dengan dalil hadits.

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah menjadikan shalat itu sebagai pembatas final antara kekufuran dengan keimanan.  Dan antara orang-orang mukmin dengan orang-orang kafir. Dan yang dinamakan pembatas itu secara otomatis membedakan antara yang di batasi serta mengeluarkan dari yang lainnya. Maka dua hal yang dibatasi tu pasti berbeda dan tidak akan bercampur antara satu dengan yang lainnya.

Bangun subuh

Renungan Pagi . . .

Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan bahwa Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bertutur; “Disebutkan di hadapan Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam adanya orang yang tidur semalaman sampai pagi tiba. Beliau bersabda, “Itulah orang yang kedua telinganya dikencinginya setan.”[3]

Mensyarah hadits ini, Ibnu Hajar menulis, “Ada yang mengatakan bahwa maknanya setan menguasainya dan menghinakannya sampai-sampai menjadikannya sebagai tempat kencing. Kebiasaan orang yang menghinakan sesuatu adalah mengencinginya. Saya katakan, ‘Siapa yang rela dihinakan seperti itu dan menjadikan telinganya sebagai tempat kencingnya setan?!”



Sumber: http://adf.ly/1YxucK

Asshalatu Khairum Minan Naum

Shalat subuh  . . . . ..

. . . . . . .

Tuesday, 29 March 2016

Tujuh Manfaat Ziarah Wali



Sunan Ampel adalah orang yang pertama kali melakukan ziarah ke makam para wali. Yaitu makam kakek dan ayahnya,kemudian makam pamannya. Dalam berziarah,beliau mengajak murid-muridnya. Setelah berziarah beliau menjelaskan manfaat-manfaat ziarah,yaitu ada tujuh manfaat.Bagaimana nasihatnya?


ZIARAH wali telah lama di lakukan umat Islam khususnya di tanah Jawa dan umumnya di Indonesia. Pertama kali ziarah dilakukan di makam Syekh Jumadil Kubro, yang berada di troloyo, Trowulan, Mojokerto, dan makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik.

Orang yang pertama kali melakukan ziarah adalah Sunan Ampel yang waktu itu masih tinggal di Bangil. Tiap ziarah di lakukan pada waktu menjelang Ramadan. Ziarah ini dilakukan tiap tahun. Untuk menuju ke dua makam tersebut, yaitu Syekh Jumadil Kubro dan ayahandanya, Asmaraqandi, Sunan Ampel menggunakan kereta bendi yang ditarik kuda.

Ketika berziarah ke makam kakek dan ayahnya, Sunan Ampel disertai murid-muridnya. Jumlahnya mencapai ratusan orang. Usai melakukan ziarah, beliau menjelaskan manfaatnya. Murid-muridnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh sambil menundukkan kepalanya di areal makam.


Sepeninggal Sunan Ampel, murid-muridnya melanjutkan ziarah ke makam-makam para wali yang lebih dahulu meninggaldunia. Ziarah murid-murid Sunan Ampel itu kemudian hari dilanjutkan oleh ummat Islam sekarang ini.

DAWUH SUNAN AMPEL

Di antara manfaat ziarah yang disampaikan oleh Sunan Ampel adalah, pertama, ziarah akan menjadikan seseorang mengenal kematian. Sehingga semasa hidupnya akan selalu ingat kepada Allah dan tidak akan menjalankan maksiat serta berprilaku sombong di muka bumi. Karena pada akhirnya manusia itu tidak berdaya setelah menghadapi maut.

Kedua, sebagai pelajaran sejarah . yaitu meneladani apa yang telah dilakukan para wali dalam menjalankan ibadah kepada Allah dan menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah masyarakat yang masih beragama Hindu dan Buddha. Waktu itu Jawa dalam kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Ketiga, do’a di sekitar makam orang-orang saleh atau wali itu memiliki nilai mustajabah atau mudah dikabulkan oleh Allah. Praktik do’a di makam para wali ini pernah dilakukan oleh Syekh Abdulqadir Zaelani, Syekh Jalaluddin Rumi, dan para sufi di masa lampau. Ruh para waliyullah sesungguhnya diberi keistimewaan oleh Allah sehingga bisa pergi kemana-mana, termasuk berwujud manusia sempurna pada suatu waktu. Jga ikut mendo'akan dan mengamini do'a orang-orang yang bertawasul kepadanya.


Keempat, memberikan ketenangan hati ketika berada di makam para wali saat berzikir. Sudah ribuan orang merasakan ada ketentraman hati saat berzikir di sekitar makam wali songo. Oleh karena itu, banyak orang yang hampir tiap tahun selalu berziarah ke makam waliullah untuk menenteramkan hati.

Kelima, membangkitkan semangat untuk semakin meningkatkan ketakwaan kepada ALLAH. Cukup banyak orang yang hidupnya penuh dengan dosa. Namun setelah sering berziarah di makam, perilakunya berubah dan menjadi orang yang baik.

Keenam, untuk masa sekarang, manfaat ziarah ke makam wali songo, pertama untuk latihan sebelun keberangkatan ziarah ke tanah suci Makkah dan Madinah. Sehingga nantinya ketika menunaikan ibadah haji atau umrah bisa khusuk dan khidmat.

Ketujuh, meningkatkan spiritual. Sehingga tidak akan mengalami kekeringan rohani dalam menjalani kehidupan yang semakin kompleks. Kemudia hidup semakin ceria untuk menatap masa depan yang penuh dengan optimisme.



Share Up To 110 % - 10% Affiliate Program